Masa yang silam berganti-ganti pasangan silih sulur
Melintas, membersit, melewatiawan abu-abu kelam
Hiasannya menghentak keras tanpa bermaksud menyakiti
Namun peri hitam itu tetap terluka...
Darahnya terburai melayang memenuhi sudut-sudut rumah
Semburat kemerahan menyatu dengan cahaya sore
Teriakannya memekakan telinga.
Hingga kalimat-kalimat serpihan berkelana sampai penjuru langit
Nalurinya mengatakan bahwa masih ada masahendak lewat
Namun nafasnya memberat, menolak tawaran takdir.
Lelah oleh kunang-kunang yang senantiasa menyerang tanpa mengenal belas kasihan
Ruang sempit yang tersisa terasa makin menghimpit
Peri hitam berteriak putus asa (Sudahlah!) ratapnya (Hentikan!) jeritnya (Bunuh saja aku!)
Peri hitam butuh pertolongan
Sayangnya dia tak pernah meminta
Karena dia tahu, tak akan ada yang memberi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar